Sabtu, 05 November 2016

Elektabilitas Ahok Terjun Bebas Dibawah 27 Persen



Jakarta, Elektabilitas calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terjun bebas menjadi 27 persen, atau dibawah angka 30 persen. Hal ini tidak lepas dari kasus pernistaan agama, terkait surat Al Maidah ayat 51. Sementara itu,  terdapat anggapan bahwa ‎Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai berpihak pada salah satu calon yang akan berlaga dalam Pilgub 2017 mendatang.

Survei yang dilakukan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI) menyatakan, elektabilitas Ahok hanya tersisa 27,5 persen. Posisi itu lebih rendah dibanding survei yang sama pada September lalu, di mana suara yang memilih Ahok masih berada di kisaran 39 persen.

Juru bicara Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, mengatakan elektabilitas Ahok memang terus turun di bawah 30 persen. Hal ini tidak lepas dari kasus di Pulau Seribu terkait Al Maidah ayat 51.

“Faktor yang paling berpengaruh menurunkan elektibilitas Ahok adalah kasus Pulau Seribu, yakni video terkait Al Maidah ayat 51. Usai Tragedi Al Maidah, elektabilitas Ahok anjlok di bawah 30 persen," kata Hendri, saat pemaparan hasil survei Kedai Kopi di Cikini, Jakarta, Ahad (30/10).

Menurutnya, penururan suara itu tidak beralih ke calon lain, dengan kata lain mereka akhirnya belum bisa memilih calon yang mana. Menurutnya, meski secara tren menurun, berdasarkan survei itu, elektabilitas Ahok masih lebih tinggi dibanding dengan dua pesaingnya.

"Namun angkanya kini tak jauh dari Anies Baswedan dengan 23,9 persen, dan Agus Yodhoyono dengan 21 persen," ujar Pendiri Kedai KOPI Hendri Satrio di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2016).

Jokowi Tak Netral
Anggapan bahwasanya Presiden Jokowi memihak salah satu pasangan yang akan berlaga di Pilgub DKI 2017 juga mengemuka. Survey yang dilakukan terhadap 694 orang responden dari enam wilayah DKI, pada 19-24 Oktober lalu, menyatakan demikian. "Persepsi publik DKI, sampai 52 persen menilai Jokowi tak netral," ujar Hendri.
Sementara itu 27,80 persen responden menyatakan pendapat berlawanan, sementara 20,20 persen memilih tak menjawab.  "Tak hanya ke Jokowi, penilaian itu juga ada pada Wakil Presiden Jusuf Kalla," tutur Hendri.
Survei Kedai Kopi ini dilakukan sebelum penetapan nomor, dengan jumlah responden 694 orang. Dari total responden tersebut berharap ada 67 persen responden mengatakan penantang berpeluang mengalahkan Ahok. Kemudian dari warga Jakarta yang disurvei, 53 persen responden memprediksi pilkada akan berlangsung dua putaran.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling. Dilakukan dengan interview tatap muka kepada responden terpilih, dan margin of error 4 persen. Karakter responden sebaran usia lebih besar 50 tahun dan yang disurvei kepala keluarga atau istri, di mana etnis mayoritas warga Betawi dan Jawa. Responden mayoritas Islam 91 persen, 50 persen SLTA, pendapatan di bawah tiga juta rupiah.

Rajin Blusukan

Sementara itu, guna meraup simpati warga DKI, calon Wakil Gubernur (Cawagub) ‎DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat semakin rajin blusukan ke pemukiman padat penduduk di Jakarta. Terbaru, mantan Wali Kota Blitar dua periode itu menyapa warga Jalan Merdeka Sari RT 22/12 Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Djarot mengungkapkan, sejak 2015 silam, ASEAN Free Trade Area (AFTA) sudah berlangsung di Jakarta. Untuk menghadapinya, warga Jakarta yang berusia produktif (Pelajar) harus mampu bersekolah. Karena itu, KJP diyakini mampu mengentaskan permasalahan ketidakmampuan warga Jakarta bersekolah.

Aa Gym Ikut Demo

Sementara itu, pimpinan Daarut Tauhid Aa Gym akan bergabung dalam aksi besar pada 4 November mendatang di Jakarta. Aksi tersebut ditujukan untuk meminta aparat bertindak tegas terhadap Gubernur Ahok yang dianggap telah melecehkan umat Islam.

"Insya Allah Aa juga akan ikut bergabung bersama dengan teman-teman dan ini menjadi amal saleh bagi kita semua," ujarnya dalam sebuah rekaman ceramah yang diunggah di YouTube, Ahad (30/10).

Ia pun menyerukan kepada umat Islam yang ikut aksi untuk meluruskan niat dan bertekad melakukan terbaik sesuai dengan rambu-rambu Akhlaqul Karimah Islam.  "Kita berikan contoh bagaimana aksi damai bagaimana diikuti ratusan ribu orang tetap menempatkan aklhukal karimah," katanya seperti dilansir Republika.Co.Id.

Sebelumnya,  Ustaz Felix Siauw mengomentari terkait penanganan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama terkait surah Al Maidah ayat 51. Menurutnya jika Ahok lolos dari kasus tersebut, hukum di negeri ini benar-benar sudah mati.
"Yang jelas, jika Ahok lolos dari hukuman dalam kasus penistaan Alquran ini, terang bahwa keadilan di negara ini sudah mati," kata Felix Siauw di akun Twitter pribadinya, beberapa waktu lalu.

(Sammy/Safari)

Kamis, 18 Agustus 2016

ELEKTABILITAS SANDIAGA UNO MENINGKAT KALAHKAN BASUKI TJAHAYA PURNAMA (AHOK)

ELEKTABILITAS SANDIAGA UNO MENINGKAT KALAHKAN BASUKI TJAHAYA PURNAMA (AHOK)
Sandiaga Uno sepertinya semakin percaya diri untuk melawan Ahok di pemilihan gubernur DKI Jakarta. Hal ini berdasarkan LESPINDO (Lembaga Survei Pemilu Indonesia) menyatakan bahwa Sandiaga Uno dari tren popularitas dan elektabilitas Sandiaga dari waktu ke waktu meningkat secara signifikan. Bahkan, peningkatannya melampaui pesaing terberatnya yaitu AHOK.
Lembaga Survei Pemilu Indonesia (LESPINDO) mencatat bahwa umumnya permintaan masyarakat kepada Sandiaga adalah, agar mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok jika terpilih menjadi pemimpin. Selain itu, pemimpin Jakarta ke depan juga diharapkan bisa memberi solusi atas pengangguran.
Dia mengatakan, tim dari Sandiaga Uno juga optimistis, karena hasil survei selama ini jamak menunjukkan bahwa popularitas Sandiaga merangkak naik, bahkan bisa berada di posisi setelah Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.
Sandiaga yang merupakan kader Partai Gerindra itu merupakan salah satu bakal calon gubernur DKI yang gencar melakukan blusukan untuk memperkenalkan diri. Selain itu, dia juga sudah menemui sejumlah figur partai yang diharapkannya akan tertarik mengusungnya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun depan.
Selain nama Sandiaga, sejumlah calon penantang Ahok antara lain Yusril Ihza Mahendra, Sjafrie Sjamsoeddin, Adhyaksa Dault, dan Muhammad Idrus.